This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Pages

Wednesday, March 31, 2010

DARI INDONESIA UNTUK DUNIA

DARI INDONESIA UNTUK DUNIA


David Beckham, Zinedine Zidane, Alessandro Del Piero selalu terlihat ‘cool’ di atas lapangan hijau dengan sepatu yang mereka gunakan, apa selama ini anda pernah berpikir tentang proses pembuatannya? Apa anda percaya jika sebenarnya sepatu yang mereka gunakan saat bertanding maupun latihan tersebut dibuat di Indonesia? Percaya atau tidak, nyatanya memang begitu, sepatu yang mereka gunakan kebanyakan dibuat di Indonesia. Memang bukan rahasia lagi jika sepatu - sepatu buatan Indonesia mempunyai kualitas yang sangat baik, jauh mengungguli hasil produksi negara lain seperti China, Vietnam, dan Filipina.
Berbeda dengan anggapan beberapa orang bahwa pada umumnya sepatu – sepatu buatan Indonesia cenderung buruk dan tidak bisa dipertanggung jawabkan keasliannya. Untuk meyakinkan anda tentang kualitas sepatu buatan Indonesia, kali ini LoccerMagz ingin mengulas sedikit tentang perusahaan yang telah lebih dari 20 tahun berkecimpung dalam proses pembuatan sepatu olahraga kelas dunia, khususnya sepakbola. Perusahaan tersebut adalah PT Panarub Industry.




Courtesy of panarub.co.id
Sekilas tentang PT Panarub Industry, perusahaan yang didirikan pada lahan seluas 20 hektar dan berlokasi di Jl. Moh. Toha KM 1, Pasar Baru, Tangerang - Banten ini memulai catatan sejarahnya pada tahun 1968, ketika Pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan baru tentang insentif pajak untuk perusahaan lokal, Bapak Lukas Sasmita menyadari peluang yang diberikan pemerintah ini. Beliau mendirikan PT Pan Asia Rubber untuk memproduksi karet spons dan sandal jepit merk “Lily" yang dengan cepat menjadi salah satu produk rumah tangga yang cukup punya nama di Indonesia, lalu pada tahun 1979 perusahaan yang saat ini disebut PT Panarub Industry mulai merambah ke sektor produksi sepatu olah raga. Berkat fokus dan usaha yang kuat pada peningkatan kualitas produksinya, PT Panarub Industry lewat produk-produk buatan mereka berhasil menembus pasar ekspor beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di Benua Eropa.
Pada tahun 1988 Panarub Industry menjalin suatu bentuk kemitraan bisnis dengan Adidas. Hal ini menunjukkan suatu tingkat pencapaian yang besar bagi PT Panarub Industry. Setelah itu mereka mulai menunjukkan kualitas yang dimiliki dalam hal produksi massal sepatu olahraga khususnya sepakbola, sebagai hasilnya, Panarub ditunjuk sebagai "Football Speciality Centre" (Pusat Khusus Produk Sepakbola) untuk label Adidas.




Courtesy of panarub.co.id


Courtesy of indonesiamedia.com


PT Panarub Industry saat ini dipimpin oleh putera Bapak Lukas, yaitu Hendrik Sasmita, Panarub Industry sendiri telah berkembang menjadi 25 lini produksi berteknologi tinggi dengan lebih dari 11.000 karyawan terampil dan kompeten dalam proses produksi sepatu olahraga berkualitas, untuk para atlet khususnya sepakbola. Beberapa hasil produksi yang bisa dibilang mengesankan adalah saat sepatu sepakbola Adidas "Predator" digunakan pada Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang dan pada saat model ˜Tunit" diluncurkan pada Piala Dunia 2006 di Jerman. Predator sendiri sampai saat ini selalu menjadi LineUp andalan dari Adidas dalam persaingan dengan kompetitor lainnya. Keduanya dicapai dengan sukses luar biasa. Hasil produksi Panarub Industry sendiri sudah bertumbuh secara konstan setiap tahun, dan pada tahun 2011 sudah berhasil memproduksi lebih dari 12,6 juta pasang sepatu untuk pasar dunia.

Courtesy of panarub.co.id

Berikut ini adalah timeline dari pertumbuhan PT Panarub Industry, yang menggambarkan dengan cukup jelas sejarah dan prestasinya.
1968 : PT Panarub Industry didirikan dengan produksi awal spon karet dan sandal jepit label ‘Lily’.
1979 : Mulai produksi sepatu olahraga dengan label ‘SPECS’ dimulai untuk pasar domestik.
1985 : Panarub Industry mulai mengekspor ke beberapa negara Eropa.
1987 : Panarub Industry mulai mengekspor produk ke Amerika.
1988 : Panarub membentuk kemitraan bisnis dengan Adidas.
1998 : Panarub ditunjuk menjadi pusat khusus produk sepakbola Adidas.
2000 : Memulai produksi sepatu Adidas model Predator untuk Piala Dunia.
2002 : Peluncuran Adidas Predator pada Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang.
2004 : Sepatu Predator digunakan di Piala Eropa 2004: khususnya seri “Predator Pulse” dan “F50”.
2006 : Model Tunit diperkenalkan pada Piala Dunia 2006 di Jerman dan sukses.
2007 : Peralihan kepemimpinan dari Bp. Hendrik Sasmito ke Mr. Chin Choong.


Courtesy of indonesiamedia.com

Masih belum yakin bahwa Indonesia ternyata mampu menghasilkan produk - produk berkualitas? Ternyata merk Specs pun diproduksi dalam pabrik yang sama dengan merk terkenal luar negeri seperti Adidas. Bahkan pada tahun 2009, Hendrik Sasmita (pimpinan PT Panarub Industry) telah melebarkan sayapnya dengan menggandeng 2 merk kondang untuk bekerja sama, yaitu New Balance (Amerika Serikat) dan Mizuno (Jepang) melalui perusahaan baru yang didirikannya tahun 2006 dan mulai beroperasi pada 2007, yaitu PT Panarub Dwikarya.


Courtesy of foto.detik.com

“Kami berharap, keberadaan PT Panarub dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, terutama kaitannya dengan perekonomian nasional. Sebab, prinsip kami adalah together we make it happen!” - Hendrik Sasmita, Pendiri PT Panarub Dwikarya, 2010.



Sumber:
  • komunitasamam.wordpress.com/2010/02/12/pt-panarub-dwikarya-penghasil-sepatu-kelas-dunia/















Predator Lethal Zones dan CTR 360 Maestri 3

Predator Lethal Zones,The New Generation? Is It ‘The Real’ Lethal Weapon?
Tahun 2012 memang penuh misteri termasuk dalam perkembangan sepatu sepak bola, salah satu yang menjadi misteri adalah tentang seri penerus Adidas Predator. Siapakah dia?
Predator Adipower sukses menjadi sepatu bola Terbaik tahun 2011, menurut salah satu website ternama, soccerbible.com. Bagaimana tidak? Hampir semua aspek teknologi tertanam pada sepatu ini. Control, Shoot, Lightweight semakin memperkuat tagline baru brand Adidas yaitu “is all in”.
Apakah berhenti di situ saja? Tidak, kabarnya Adidas akan segera merilis seri terbaru yang diberi nama Predator “Lethal Zones”. Awalnya seri ini disebut-sebut sebagai Predator AdiControl karena fitur yang dibawa oleh sepatu tersebut. Kemudian kabar berubah bahwa nama Predator selanjutnya menjadi Predator D5 yang berasal dari frase “5 DIMENSION”. Pada predator seri terbaru ini mengilhami lima dimensi pada sepatu yang digunakan untuk kontrol bola. Apakah Adidas ingin mendahului saingan terberat mereka? Siapa tau :D
Namun pada perkembangannya, penamaan D5 berubah menjadi Lethal Zones. Sepertinya adidas ingin menegaskan bahwa sepatu ini benar-benar diciptakan sebagai senjata di semua area sepakbola, mengerikan? Patut kita tunggu kiprah si predator bungsu Lethal Zone.
Redaksi sempat berdiskusi tentang beberapa perubahan pada seri ini dibanding seri-seri sebelumnya, hal ini membuat kami berhipotesis bahwa Predator Lethal Zones(LZ) diposisikan bukan sebagai pengganti seri Adipower. Kenapa? Karena menurut kami, salah satu ciri khas “Predator” pada seri pendahulunya bagaikan hilang ditelan tak berbekas. Desain ‘3 stripes’ yang biasanya membalut permukaan sepatu, diubah menjadi ‘3 stripes’ pada bagian heel saja. Namun terlepas dari dipindahnya ‘3 stripesPredator LZ tetap terlihat garang dengan desain ini.


Perubahan lain yang kami dapati adalah model studs yang dipilih sebagai pijakan Predator LZ, menggunakan studs yang sama dengan milik F50 Adizero semakin menegaskan bahwa sepatu ini benar-benar siap digunakan untuk adu kecepatan pada beberapa momen! Tak hanya itu, sepatu ini juga memiliki beberapa teknologi pada upper yang bukan sekedar gimmick dan berguna untuk mengontrol bola dalam berbagai posisi. Akankah Predator LZ mengulang kesuksesan Predator pendahulunya? :D
@suryosentanu
Pict source: www.botasdejugadores.com



CTR 360 MAESTRI III, The Maestro of Control??
Perkembangan sepakbola modern, membutuhkan kesempurnaan dalam melakukan control terhadap bola. Hal ini yang mendasari munculnya banyak inovasi pada kategori sepatu bola. Diawali oleh salah satu brand besar di dunia, NIKE meluncurkan seri CTR 360. Dengan konsep sepatu yang siap mengkontrol bola (CTR) dalam sudut penuh (360ยบ), diharapkan si pemakai bisa menjadi Maestro (maestri) sepakbola modern.
NIKE meluncurkan sebuah sepatu dengan fitur yang menjanjikan kesempurnaan pemain untuk mengontrol permainan. Control the game menjadi tagline CTR 360, tercermin pada brand ambassador mereka, yakni : Cesc Fabregas (yang kini menyeberang ke Puma) dan Andres Iniesta (Spanyol - Barcelona). Complete Control yang ditawarkan CTR 360 Maestri ternyata membuat pemain-pemain tidak berposisi sebagai midfielder juga turut membuat beberapa pemain, sebut saja Thomas Vermaelen (Centre Back - Arsenal), Thiago Silva (Centre Back – AC Milan), Wojciech Szczesny (Goalkeeper - Arsenal), hingga Mario Balotelli (Striker – Manchester City) menggunakan sepatu ini.
Untung tetap bersaing dengan kompetitor lainnya, NIKE meluncurkan seri penerus sepatu ini,yaitu CTR 360 MAESTRI III. Ciri khas NIKE ,masih terasa. Dengan 2 warna dominan yang seakan membagi 2 bagian sepatu dan dijembatani oleh satu swosh logo yang menjadi ciri khas NIKE, membuat sepatu ini sangat mudah dikenali dan membuat sepatu ini terkesan futuristik. 


CTR 360 MAESTRI I & II bisa dibilang sangat sukses di pasaran. Munculnya kategori control diikuti pula oleh para kompetitor yang bersaing di genre control ini. Tidak bisa dipungkiri, NIKE lewat CTR 360 Maestri merupakan pionir genre control dalam persaingan produsen sepatu sepak bola. Kita nantikan sepak terjang CTR 360 MAESTRI III!
@suryosentanu